Medan (ANTARA) – Para perokok dimbau untuk menghentikan merokok karena perokok lebih berpotensi mengalami disfungsi ereksi sebab rokok mengandung berbagai macam bahan kimia.
General manager On Clinic Indonesia, Fithrie Firdaus, di Medan, Minggu, mengatakan, berdasarkan penelitian dari Direktur Prevention Research Center di Yale University
of School of Medicine, dr David Katz, merokok dapat mempercepat
seseorang terkena resiko atheroclerosis yaitu penyakit yang terjadi
akibat terbentuknya plak di dinding arteri.
Sehingga arteri
menjadi lebih tebal dan dapat menyumbat peredaran darah yang semestinya
terdistribusi secara utuh ke tubuh. Selanjutnya, jika sumbatan tersebut
terjadi pada bagian penis, maka terjadilah gangguan ereksi.
“Mungkin
saja, pria sulit untuk meninggalkan rokoknya karena memang tidak pernah
merasa takut dengan ancaman penyakit jantung atau kanker paru-paru.
Tetapi jika sudah berkaitan dengan kejantannya, mudah-mudahan ini akan
sangat memotivasi mereka untuk membuang jauh-jauh rokoknya,” katanya.
Kemudian, lanjutnya, tingginya potensi perokok menderita disfungsi ereksi dapat dilihat berdasarkan penelitian disejumlah negara seperti yang dilaporkan American Heart Associations Annual Converence on Cardiovascular Desease Epidomiology and Prevention pada tahun 2003.
Para
peneliti memperoleh data dari 3.764 pria yang memiliki kebiasaan
merokok, pada usia 47 tahun dengan menghabiskan 20 batang per harinya
memiliki resiko disfungsi ereksi hingga 60 persen jika dibandingkan
pria yang tidak pernah merokok.
Selain itu pria perokok 30 persen lebih rentan impoten dari pada mereka yang tidak merokok. Sedangkan hasil penelitian
di Australia,dari 8.400 pria berusia 16 hingga 59 diketahui pria yang
menghabiskan satu pak atau kurang dari 24 persen kesulitan ereksi, jika
dibandingkan yang tidak merokok.
Selain itu yang menghisap lebih dari 39 persen per paknya,lebih rentan terkena impoten.
“Untuk
itu, sangat diharapkan agar para remaja untuk berfikir dua kali agar
tidak merokok. Karena selama merokok, efek pengrusakan dalam tubuh akan
terus berlanjut dan semakin parah pada saat mereka dewasa kelak,”
katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar